top of page

Peran Tenaga Kesehatan On-Demand dalam Menanggulangi Penyakit Tidak Menular di Komunitas Urban

  • Gambar penulis: Elizabeth Santoso
    Elizabeth Santoso
  • 7 Mei
  • 2 menit membaca

Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, dan kanker telah menjadi penyebab kematian utama di komunitas urban. Perubahan gaya hidup akibat urbanisasi yang cepat, termasuk pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, serta stres pekerjaan yang tinggi, berkontribusi besar terhadap peningkatan prevalensi PTM. Tantangan terbesar dalam menangani PTM adalah kebutuhan akan deteksi dini, pengawasan berkelanjutan, dan perubahan perilaku masyarakat dalam jangka panjang. Dalam hal ini, tenaga kesehatan on-demand menjadi solusi strategis yang mampu menjawab kebutuhan tersebut melalui pendekatan berbasis teknologi yang efisien dan terjangkau.


Tenaga kesehatan on-demand mengacu pada tenaga medis profesional—seperti dokter, perawat, ahli gizi, dan terapis—yang memberikan layanan kesehatan secara real-time melalui aplikasi atau platform digital. Di kota-kota besar yang padat penduduk, keberadaan tenaga medis on-demand memberikan alternatif bagi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan tanpa harus menunggu lama di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes). Dengan hanya menggunakan ponsel pintar, masyarakat dapat melakukan konsultasi mengenai gejala awal PTM, mendapatkan anjuran pola makan sehat, hingga menerima pengingat konsumsi obat secara rutin.


Lebih jauh lagi, tenaga kesehatan on-demand juga memungkinkan pemantauan jangka panjang terhadap pasien penderita PTM. Misalnya, penderita diabetes dapat mengunggah hasil pengukuran gula darah secara berkala ke aplikasi, yang kemudian akan ditinjau oleh tenaga kesehatan. Tindak lanjut berupa penyesuaian dosis obat, anjuran makanan, atau perubahan gaya hidup dapat diberikan tanpa harus menunggu jadwal kunjungan rutin ke klinik atau rumah sakit. Efisiensi ini tidak hanya menguntungkan pasien, tetapi juga membantu mengurangi beban sistem kesehatan formal.


Namun demikian, implementasi layanan kesehatan on-demand untuk PTM di komunitas urban juga menghadapi beberapa tantangan. Di antaranya adalah kesenjangan literasi digital dan kesehatan masyarakat, keterbatasan infrastruktur internet di beberapa kawasan pinggiran kota, serta perlunya regulasi yang ketat dalam menjaga kualitas dan keamanan data pasien. Oleh karena itu, diperlukan sinergi antara pemerintah, sektor swasta, dan komunitas untuk mengembangkan ekosistem layanan kesehatan on-demand yang inklusif dan berkelanjutan.


Dengan segala potensi dan tantangan yang ada, tenaga kesehatan on-demand dapat menjadi pilar utama dalam strategi nasional pengendalian PTM. Mereka tidak hanya memperluas jangkauan layanan kesehatan, tetapi juga mempercepat proses edukasi dan intervensi dini terhadap penyakit-penyakit kronis yang saat ini mendominasi sistem kesehatan di wilayah urban. Jika dimaksimalkan, pendekatan ini berpotensi besar dalam menekan angka morbiditas dan mortalitas PTM di Indonesia.


Comentarios


bottom of page