Tenaga kesehatan freelance sering kali menikmati fleksibilitas dalam bekerja, tetapi di balik itu ada risiko besar terkait burnout. Tidak adanya jadwal kerja tetap dan beban kerja yang tidak terprediksi dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental. Mereka sering kali bekerja lebih lama dari tenaga medis tetap karena tekanan untuk terus mencari pasien atau pekerjaan.
Kurangnya jaminan sosial dan dukungan emosional juga membuat kondisi mereka semakin rentan terhadap stres. Banyak tenaga kesehatan freelance yang merasa harus selalu siap sedia, sehingga sulit bagi mereka untuk mengambil waktu istirahat yang cukup.
Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya regulasi yang lebih jelas terkait jam kerja dan kesejahteraan tenaga medis freelance. Selain itu, penyedia layanan kesehatan harus lebih peduli terhadap kesejahteraan tenaga kerja mereka dengan menyediakan akses terhadap layanan psikologis dan komunitas pendukung.
Comments