Berdasarkan yang diungkap oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia dalam pembukaan program bantuan pendidikan dokter spesialis, Indonesia memiliki permasalahan mengenai rasio dokter yang berbanding sangat jauh dari jumlah pasien yang ada. Diungkapkan bahwa permasalahan yang menjadi penyebab dari kekurangan tenaga medis antara lain yaitu:
Pertumbuhan penduduk di Indonesia yang begitu pesat sehingga permintaan akan pelayanan kesehatan semakin tinggi sehingga jumlah tenaga medis tidak mampu mengimbangi pertumbuhan penduduk.
Banyaknya tenaga medis Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri untuk bekerja.
Kurang adanya pendistribusian tenaga medis di daerah pedesaan yang merupakan lokasi dimana kurangnya tenaga medis.
Beberapa daerah terpencil di indonesia menghadapi tantangan dalam penyediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan kurangnya fasilitas intensif yang cukup bagi tenaga medis.
Meningkatnya beban kerja yang tinggi dan kondisi kerja yang buruk seperti jam kerja panjang yang menyebabkan kelelahan, burnout, kejenuhan bahkan dapat mengurangi minat tenaga medis untuk bertahan atau memilih untuk beralih profesi.
Terbatasnya pendidikan dan pelatihan tenaga medis di Indonesia termasuk dalam kurangnya fasilitas dan dana untuk pelatihan.
Dari beberapa masalah yang ada diatas, masalah yang paling serius dan berpengaruh dalam kurangnya tenaga medis di Indonesia adalah mengenai masalah kelelahan fisik dan emosional yang terjadi pada dokter, perawat, dan tenaga medis. Hal tersebut didukung dengan studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet pada tahun 2019 melaporkan bahwa sekitar 50% dokter di Amerika Serikat mengalami burnout. Studi lain yang dilakukan di berbagai negara juga menunjukkan tingkat yang serupa atau bahkan lebih tinggi pada perawat dan tenaga medis lainnya. Burnout pada tenaga medis memiliki dampak negatif pada kesejahteraan mereka sendiri, serta pada kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Oleh karena itu, penting bagi organisasi kesehatan dan pemerintah untuk mengakui dan mengatasi isu burnout ini dengan menyediakan dukungan yang memadai bagi tenaga medis, seperti pengelolaan beban kerja yang baik, dukungan psikologis, dan program pencegahan burnout.
Dampak dari kekurangan tenaga medis di Indonesia adalah berkurangnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, peningkatan beban kerja bagi tenaga medis yang ada, dan penurunan kualitas pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Dalam menghadapi kurangnya tenaga medis, penting untuk mengambil pendekatan yang komprehensif, termasuk peningkatan jumlah tenaga medis yang tersedia, perbaikan kondisi kerja tenaga medis, serta peningkatan aksesibilitas dan pilihan perawatan bagi pasien. Home care dapat menjadi salah satu bagian dari solusi tersebut, tetapi harus diterapkan dengan bijaksana dan terintegrasi dalam sistem perawatan kesehatan yang lebih luas.