top of page

Teleterapi On-Demand: Solusi Efektif Atasi Gangguan Cemas pada Mahasiswa

  • Gambar penulis: Elizabeth Santoso
    Elizabeth Santoso
  • 1 Jun
  • 2 menit membaca

Gangguan cemas merupakan salah satu masalah kesehatan mental yang paling umum dialami oleh mahasiswa. Masa perkuliahan adalah periode transisi yang penuh tekanan, mulai dari beban akademik, tuntutan sosial, hingga kekhawatiran akan masa depan. Tidak sedikit mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan tekanan ini, sehingga berisiko mengalami gangguan kecemasan. Sayangnya, banyak dari mereka tidak mendapatkan penanganan yang memadai karena berbagai kendala, seperti keterbatasan waktu, lokasi, biaya, dan stigma yang masih melekat terhadap isu kesehatan mental.

Ā 

Kehadiran tenaga kesehatan on-demand dalam layanan teleterapi menjadi solusi yang semakin relevan dan efektif dalam menjawab tantangan tersebut. Tenaga kesehatan on-demand merujuk pada psikolog, psikiater, atau konselor profesional yang dapat diakses secara fleksibel melalui platform digital. Mahasiswa dapat melakukan sesi terapi melalui video call, telepon, atau pesan teks dengan mudah, kapanpun dibutuhkan, bahkan di luar jam kerja konvensional.Ā 


Fleksibilitas ini menjadi nilai tambah yang besar bagi mahasiswa yang memiliki jadwal padat atau tinggal jauh dari layanan kesehatan mental. Mereka tidak perlu lagi menghabiskan waktu dan tenaga untuk datang ke klinik. Cukup dengan ponsel atau laptop dan koneksi internet, mereka sudah bisa mengakses dukungan profesional secara cepat dan aman.Ā 


Efektivitas layanan ini juga didukung oleh berbagai penelitian. Studi yang diterbitkan dalam Journal of Medical Internet Research dan Frontiers in PsychologyĀ menunjukkan bahwa teleterapi sama efektifnya dengan terapi tatap muka dalam menangani gangguan cemas ringan hingga sedang. Mahasiswa yang rutin menjalani sesi terapi daring melaporkan peningkatan kesejahteraan emosional, penurunan frekuensi serangan panik, serta perbaikan kualitas tidur dan fokus belajar.Ā 


Selain itu, fitur-fitur seperti layanan 24/7, konsultasi berbasis teks, dan sistem penjadwalan mandiri memberikan rasa kendali yang lebih besar kepada pengguna. Layanan ini juga memberi ruang aman bagi mahasiswa yang mungkin merasa canggung berbicara langsung tatap muka, terutama bagi mereka yang baru pertama kali mencoba terapi.Ā 


Namun, tantangan tetap ada. Tidak semua mahasiswa merasa nyaman dengan terapi virtual, dan masalah seperti koneksi internet yang buruk, privasi ruangan, serta keterbatasan interaksi nonverbal dapat mengurangi kualitas terapi. Oleh karena itu, kolaborasi antara penyedia layanan, kampus, dan pemerintah sangat penting untuk memastikan akses merata dan kualitas yang terjaga.Ā 


Secara keseluruhan, tenaga kesehatan on-demand dalam teleterapi terbukti menjadi pendekatan yang efektif, inklusif, dan adaptif dalam mendukung mahasiswa mengatasi gangguan cemas di era digital.


Comments


bottom of page