top of page

Menjangkau yang Terabaikan: Solusi On-Demand untuk Penanggulangan TBC di Permukiman Padat

  • Gambar penulis: Elizabeth Santoso
    Elizabeth Santoso
  • 9 Jun
  • 2 menit membaca

Tuberkulosis (TBC) masih menjadi salah satu penyakit menular paling mematikan di Indonesia, khususnya di wilayah perkotaan seperti Jakarta. Kepadatan penduduk, ventilasi buruk, serta akses terbatas terhadap layanan kesehatan di permukiman padat menjadi faktor utama penyebaran TBC yang cepat dan sulit dikendalikan. Deteksi dini menjadi kunci penting dalam upaya memutus rantai penularan, namun realisasinya sering kali terhambat oleh kendala logistik, keterbatasan fasilitas, dan rendahnya kesadaran masyarakat.Ā 


Dalam konteks ini, kehadiran tenaga kesehatan on-demand menawarkan solusi yang efektif, cepat, dan adaptif. Tenaga kesehatan on-demand adalah tenaga medis seperti dokter, perawat, atau petugas surveilans yang dapat memberikan layanan langsung di lapangan sesuai permintaan, sering kali terhubung dengan platform digital. Mereka berperan penting dalam menjangkau masyarakat rentan yang sulit atau enggan mengakses fasilitas kesehatan formal.Ā 


Manfaat utama dari pendekatan ini adalah kemampuannya melakukan skrining aktif langsung ke lingkungan tempat tinggal masyarakat. Dengan membawa alat uji sederhana dan formulir asesmen gejala, tenaga kesehatan on-demand dapat mengidentifikasi individu dengan gejala TBC seperti batuk kronis, demam, dan berat badan menurun, serta memberikan edukasi secara langsung. Hal ini sangat krusial di kawasan padat penduduk, di mana penyakit dapat menyebar dengan cepat dalam satu lingkungan atau keluarga.Ā 


Selain itu, tenaga kesehatan on-demand juga membantu mengurangi stigma yang sering kali melekat pada penderita TBC. Dengan pendekatan yang lebih personal dan edukatif, mereka mampu membangun kepercayaan masyarakat dan mendorong lebih banyak orang untuk melakukan pemeriksaan tanpa rasa takut atau malu.Ā 


Keunggulan lainnya adalah fleksibilitas waktu dan lokasi. Penjadwalan kunjungan dapat menyesuaikan kebutuhan warga, termasuk malam hari atau akhir pekan. Ini sangat membantu bagi warga yang bekerja seharian atau memiliki mobilitas terbatas. Di sisi lain, teknologi digital memungkinkan pelaporan cepat dan real-time ke pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas), sehingga tindak lanjut seperti pemeriksaan dahak atau rujukan bisa dilakukan tanpa penundaan.Ā 


Namun, penerapan program ini memerlukan dukungan logistik, pelatihan intensif, dan kolaborasi lintas sektor—antara dinas kesehatan, RT/RW, dan penyedia layanan digital—agar dampaknya optimal dan berkelanjutan.Ā 


Secara keseluruhan, pemanfaatan tenaga kesehatan on-demand dalam deteksi dini TBC di permukiman padat Jakarta merupakan inovasi yang menjanjikan. Tidak hanya mempercepat penemuan kasus, tetapi juga mengedepankan pendekatan yang lebih inklusif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat urban yang kompleks.

Comments


bottom of page