top of page

Akses Kesehatan untuk Semua: Peran Tenaga Kesehatan On-Demand bagi Buruh Tanpa Jaminan

  • Gambar penulis: Elizabeth Santoso
    Elizabeth Santoso
  • 8 jam yang lalu
  • 2 menit membaca

Buruh harian lepas merupakan kelompok pekerja yang berperan penting dalam mendukung roda ekonomi, terutama di sektor informal seperti konstruksi, pertanian, jasa, dan logistik. Namun, mereka kerap berada dalam posisi rentan karena tidak memiliki jaminan sosial, termasuk kepesertaan dalam BPJS Kesehatan. Ketika mengalami gangguan kesehatan, banyak dari mereka menunda atau bahkan mengabaikan pengobatan karena kendala biaya, akses, dan waktu. Di sinilah peran tenaga kesehatan on-demand menjadi penting sebagai bentuk pendampingan kesehatan yang lebih fleksibel dan terjangkau.Ā 


Tenaga kesehatan on-demand merujuk pada dokter, perawat, atau tenaga medis lainnya yang dapat diakses secara digital atau dipanggil langsung ke lokasi pasien. Dengan dukungan teknologi, mereka hadir melalui platform mobile yang memungkinkan konsultasi, pemeriksaan ringan, edukasi kesehatan, hingga rujukan lanjutan bila diperlukan. Pendekatan ini sangat relevan bagi buruh harian yang kerap memiliki jadwal kerja tidak menentu dan tidak bisa menyisihkan waktu untuk antre di fasilitas kesehatan.Ā 


Melalui aplikasi atau layanan hotline, buruh dapat berkonsultasi terkait keluhan kesehatan ringan, mendapatkan resep obat dasar, hingga rekomendasi perawatan mandiri. Beberapa layanan juga menyediakan kunjungan rumah oleh tenaga medis dengan tarif terjangkau. Dengan cara ini, buruh tetap bisa memperoleh layanan kesehatan tanpa harus kehilangan hari kerja atau menghadapi beban biaya besar.Ā 


Selain layanan kuratif, tenaga kesehatan on-demand juga berperan dalam edukasi preventif. Misalnya, memberikan informasi seputar penyakit akibat kerja, pentingnya istirahat, hidrasi, atau penggunaan alat pelindung diri. Dengan pendekatan yang humanis dan komunikatif, edukasi ini dapat disampaikan dalam bahasa yang mudah dipahami oleh buruh dari berbagai latar belakang pendidikan.Ā 


Program pendampingan ini juga dapat bermitra dengan komunitas lokal, koperasi, atau serikat pekerja untuk menjangkau lebih banyak buruh yang belum terlindungi sistem jaminan kesehatan formal. Dalam jangka panjang, pendampingan seperti ini dapat menekan angka sakit berat yang timbul akibat keterlambatan pengobatan dan mendorong kesadaran kesehatan di lingkungan kerja informal.Ā 


Tantangan tentu tetap ada, mulai dari keterbatasan perangkat digital, literasi teknologi, hingga kebutuhan pendanaan untuk menjaga keberlanjutan program. Oleh karena itu, kolaborasi antara sektor swasta, pemerintah daerah, dan LSM sangat dibutuhkan untuk mendukung ekosistem layanan kesehatan on-demand yang inklusif bagi buruh harian.Ā 


Secara keseluruhan, pendampingan kesehatan oleh tenaga kesehatan on-demand memberikan harapan baru bagi jutaan buruh harian lepas tanpa BPJS. Ini bukan hanya solusi jangka pendek untuk mengatasi kesenjangan akses layanan, tetapi juga langkah awal membangun sistem kesehatan yang lebih adil dan adaptif terhadap realitas pekerja informal di Indonesia.

Comments


bottom of page